Sunday 26 March 2017

26/03/2017 : Trump Akhirnya Mencicipi Kegagalan Pertamanya. USD Berpotensi Terancam Lagi Pekan Depan?

Jurnal Mingguan Analisa Forex
Indonesia, 26/03/2017 Demikianlah pasar, selalu memiliki aturan sendiri yang kadang membingungkan, terutama bagi mereka yang tidak secara konsisten membaca berita-berita yang berdampak besar pada dinamika di pasar keuangan.
Sebagai contoh, sepanjang pekan lalu (20-24 Maret) kita melihat bagaimana dolar AS terus tertekan sebagai kelanjutan dari pandangan bearish pasar setelah di pekan sebelumnya Federal Reserve terlihat kurang hawkish tentang agenda kenaikan suku bunga sepanjang tahun ini. Di akhir rapat kebijakan FOMC di pertengahan bulan Maret, Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengatakan dengan hati-hati bahwa kenaikan fed funds rate akan terus dilakukan namun dengan kecepatan yang bertahap dan mengindikasikan akan ada dua kenaikan lagi di tahun ini padahal pasar berharap akan ada tiga kenaikan lagi.
Selanjutnya sekitar di pertengahan pekan lalu tajuk utama berita pasar didominasi oleh agenda pemungutan suara di DPR AS untuk menentukan apakah rancangan undang-undang (RUU) kesehatan yang diajukan administrasi Trump dapat mengganti Affordable Care Act (ACA) atau lebih dikenal sebagai Obamacare.
Pengajuan RUU ini juga mendapat tentangan dari sebagian legislator dari Partai Republik, partai pendukung dan pelindung Donald Trump. Saat itu pasar menjadi bearish terhadap dolar AS dengan menganggap Trump belum teruji kemampuannya dalam melakukan lobi politik dan ini mengancam realisasi janji-janji Trump lainnya terutama reformasi pajak dan belanja infrastruktur.
Kekhawatiran pasar sempat membuat indeks-indeks saham utama di Wall Street merosot tajam, imbal hasil obligasi pemerintah AS pun ikut anjlok dan memperkecil minat beli terhadap dolar AS.
Di pekan lalu, berdasarkan data MetaTrader yang digunakan tim Research tercatat EURUSD naik dari 1,0719 ke 1,0825 dan ditutup positif di 1,0793, penutupan mingguan yang positif selama empat pekan berurutan.
USDJPY di pekan lalu turun dari 112,89 hingga 110,61, level terendah sejak 22 November 2016, dan ditutup negatif di 111,18, melanjutkan penutupan negatif sesi sebelumnya.
GBPUSD di pekan lalu kembali ditutup positif setelah beranjak naik dari 1,2335 hingga 1,2531 dan berakhir di 1,2489. USDCHF serupa dengan USDJPY, bergerak turun dari 1,0003 hingga 0,9882, kembali bermain di bawah zona 1,0000.
Namun berbeda dengan pair lainnya, di pekan lalu AUDUSD bergerak turun dari 0,7749 hingga 0,7404 dan ditutup negatif di 0,7623, turun lebih dari 50% pergerakan naik yang terjadi selama dua pekan sebelumnya.
Harga emas (XAUUSD) kembali melonjak di pekan lalu dan ditutup positif sama seperti pekan sebelumnya, naik dari 1226,80 hingga 1253,05 dan berakhir di 1247,85.
Kegagalan Trump Terhadap Obamacare
Mari kita kembali ke Trump yang sebenarnya memiliki kekuatan besar di eksekutif dan legislatif. Apa yang terjadi hari Jum’at adalah pemungutan suara RUU Kesehatan tersebut akhirnya menjadi kegagalan pertempuran pertamanya dengan legislatif.
DPR dan Senat AS yang dikuasai Partai Republik ternyata bukan jaminan bagi keberhasilan Trump untuk mewujudkan program-programnya. Inilah yang sempat menggema di pasar yang khawatir program dan kebijakan lain pun sulit untuk terwujud sehingga pasar sempat melepas dolar AS.
Ternyata mayoritas legislator Republik memang tidak suka dengan RUU Kesehatan Trump yang dinilai terlalu banyak memangkas perlindungan kesehatan, sementara anggota lainnya merasa perubahan yang diusulkan tidak terlalu banyak atau masih serupa dengan Obamacare.
RUU itu juga terlihat tidak populer di kalangan masyarakat setelah sebuah jajak pendapat memperlihatkan hanya 17% responden yang memberi dukungan kepada RUU kesehatan baru.
Akhirnya Obamacare tetap berlaku. Trump menyalahkan kubu Demokrat karena tidak mendukung RUU tersebut walaupun sudah jelas sebelumnya banyak Republikan yang juga tidak mendukungnya.
Trump pun mengatakan kini Republikan akan fokus pada reformasi pajak. Inilah yang akhirnya justru membuat kegagalan Trump di RUU kesehatan tersebut berbalik menjadi hal yang positif bagi dolar AS di sesi Jum’at. Reformasi pajak lebih berdampak bagi ekonomi, dolar, obligasi dan saham-saham AS.
Meskipun tetap menyisakan tanda tanya apakah akhirnya reformasi pajak yang menurut Trump “fenomenal” itu akan segera terwujud, setidaknya di sesi akhir pekan lalu dolar AS kembali mendapat dukungan yang berpotensi berlanjut di pekan ini.
Nasib Pound (GBP/USD) Setelah Menembus Level 1.2500
Apalagi dari seberang timur Atlantik ada agenda sangat besar yang akan digelar pada 29 Maret yaitu pemicuan Article 50 dari Lisbon Treaty oleh Perdana Menteri UK Theresa May, sebuah proses formal pengunduran diri UK dari keanggotaan Uni Eropa yang baru pertama kali terjadi sepanjang sejarah serikat ekonomi dan politik tersebut.
Bagaimana nasib pound sterling selanjutnya setelah dua pekan menikmati rally yang membawanya memasukisupply zone 1,2500? Para pakar analisa dan strategi pasar pun beradu opini, sebagian yakin sterling tidak akan banyak terganggu (terdepresiasi) lagi karena ekonomi UK tampak membaik dan tingkat inflasi terbaru semakin mendukung prospek kenaikan suku bunga BoE, namun sebagian lain melihatnya sebagai ancaman besar bagi pound sterling.
Commodity Futures Trading Commission (CFTC) memaparkan Commitments of Traders (CoT) yang berakhir pada 21 Maret memperlihatkan net short position GBP para spekulan mencapai rekor tertinggi di 140,4k. Mengenai CoT akan kami bahas di rubrik lain. Dengan rekor posisi short (jual) sedemikian memperlihatkan semakin banyak spekulan berpandangan bearish terhadap pound sterling menjelang 29 Maret yang bersejarah tersebut.
Selain agenda Brexit, di pekan ini pasar juga akan memantau beberapa data dan agenda lainnya seperti terlihat berikut ini. Perhatikan pula Angka teknikal di bawah ini untuk membantu melihat prospek pergerakan beberapa pair forex dan emas di pekan ini.
Senin, 27 Maret 2017
  • German Ifo Business Climate
  • M3 Money Supply
Selasa, 28 Maret 2017
  • Pidato Presiden Fed Chicago Charles Evans
  • Pidato Presiden Fed Dallas Robert Kaplan
  • CB Consumer Confidence AS
Rabu, 29 Maret 2017
  • Pidato Presiden Fed Dallas Robert Kaplan
  • Retail Sales Jepang
  • Net Lending to Individuals UK
  • Pidato Presiden Fed Chicago Charles Evans
  • Pending Home Sales AS
Kamis, 30 Maret 2017
  • KOF Economic Barometer Swiss
  • Prelim CPI Jerman
  • Final GDP AS
  • Unemployment Claims AS
  • Pidato Presiden Fed Dallas Robert Kaplan
Jum'at, 31 Maret 2017
  • GfK Consumer Confidence UK
  • Household Spending Jepang
  • National Core CPI Jepang
  • Manufacturing/Non-Manufacturing PMI China
  • Retail Sales Jerman
  • Unemployment Change Jerman
  • Current Account UK
  • Final GDP UK
  • Core PCE Price Index AS
  • Personal Spending AS
  • Chicago PMI AS
  • Pidato Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari
  • Revised UoM Consumer Sentiment AS

EURUSD
WEEKLY OUTLOOK :POSITIF
PERGERAKAN SEPEKAN 20/03 – 24/03 : POSITIF
RANGE SEPEKAN : 106 PIP
Secara Fundamental, Aktifitas ekonomi Jerman secara tak terduga mengalami penguatan di bulan Maret, terpicu oleh kenaikan dalam penciptaan lapangan kerja dan tekanan harga. Indeks Pembelian Manajer untuk manufaktur dan jasa naik menjadi 57 dari 56,1 pada bulan Februari. Dimana angka tersebut merupakan level tertinggi dalam hampir enam tahun dibandingkan dengan estimasi median dalam survei Bloomberg untuk penurunan ke 56.
Bundesbank telah menyatakan bahwa tingkat pertumbuhan kuartalan yang dibukukan pada semester kedua tahun lalu sebesar 0,1 persen dan 0,4 persen, mungkin telah sejalan dengan tren ekonomi, menandakan bahwa laju ekspansi dapat dipercepat. Dengan inflasi di atas 2 persen, tingkat pengangguran juga berada pada rekor rendah dan permintaan yang kuat baik di dalam dan di luar negeri, panggilan dari ekonomi terbesar di kawasan ini untuk memperoleh stimulus Bank Sentral Eropa mungkin menjadi lebih sulit.
Ekonom senior di IHS Markit menyatakan perusahaan menanggapi tekanan kapasitas pada bulan Maret, dengan tingkat penciptaan lapangan kerja di sektor swasta hampir cocok dengan survei rekor enam tahun yang lalu. Dimana tekanan inflasi terus mengalami penguatan.
Sebuah ukuran untuk manufaktur melonjak menjadi 58,3 di bulan Maret – tingkat tertinggi dalam 71 bulan – dari 56,8, sedangkan indeks aktivitas jasa naik menjadi 55,6 dari 54,4 pada bulan Februari. Harga input meningkat pada tingkat tercepat sejak April 2011, didorong oleh dolar yang lebih kuat dan minyak lebih mahal dan baja. Perusahaan melewati beberapa biaya yang meningkat kepada pelanggan dengan menaikkan harga produksi, kata IHS Markit.
Untuk sepekan kedepan akan ada beberapa Fundamental penting yang akan dirilis untuk zona Ekonomi Uni Eropa, diantaranya :
  1. German Ifo Business Climate     Senin 25/03/2017 15:00 WIB
Secara Teknikal, PENGUATAN pasangan harga EURUSD mungkin masih akan berlanjut berdasarkan formasi candlestick weekly. Namun demikian tetap perlu diwaspadai koreksi intraday BEARISH yang mungkin akan terjadi pada timeframe Daily. Apabila minggu depan terjadi breakout BEARISH pada level 1.0752,kemungkinan harga akan kembali ke level 1.0728 – 1.0704 – 1.0681. Namun sebaliknya apabila terjadi breakout BULLISH pada level 1.0811, maka kemungkinan harga akan kembali melanjutkan gerakan PENGUATANnya ke area level 1.0833 – 1.0853 – 1.0875.
GBPUSD
WEEKLY OUTLOOK : POSITIF
PERGERAKAN SEPEKAN 20/03 – 24/03 : POSITIF
RANGE SEPEKAN : 196 PIP
Secara Fundamental, Inflasi Inggris Raya dirilis meningkat lebih dari perkiraan ekonom dan para pelaku pasar pada bulan Februari 2017, menembus target Bank of England (BOE) untuk pertama kalinya selama lebih dari tiga tahun. Peningkatan 2,3 persen dalam indeks harga konsumen merupakan yang tercepat sejak September 2013 dan di atas prediksi rata-rata untuk 2,1 persen.
Angka ini naik dari hanya 0,3 persen setahun yang lalu, mencerminkan penurunan 17 persen sterling sejak Brexit pada bulan Juni, serta kenaikan harga minyak. Inflasi inti naik menjadi 2 persen, tercepat sejak pertengahan 2014 berdasarkan data dan laporan Kantor Statistik Nasional pada hari Selasa 21/03. Laporan Februari juga menandai akhir dari hampir tiga tahun deflasi harga pangan, dengan harga naik 0,3 persen per tahun. Peningkatan tersebut terakhir adalah pada bulan April tahun 2014.
BOE mengatakan akan mentolerir tujuan inflasi 2 persen-nya jika menyediakan dukungan untuk ekonomi, meskipun sikap tersebut diuji jika mulai mendorong tekanan harga dalam negeri.
Biaya input di pabrik-pabrik melonjak 19,1 persen tahunan pada bulan Februari, sementara harga produsen naik 3,7 persen, tertinggi dalam lima tahun. BOE mengharapkan inflasi harga konsumen untuk mendorong dekat dengan 3 persen pada akhir tahun ini.
Data terakhir juga menandai bulan ini ONS mulai menggunakan CPIH – yang meliputi biaya perumahan pemilik-penghuni – sebagai pengukur inflasi yang disukai, meskipun BOE adalah menjaga CPI sebagai ukuran target. CPIH naik 2,3 persen pada Februari dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Untuk sepekan kedepan akan ada beberapa Fundamental penting yang akan dirilis untuk zona Ekonomi Inggris, diantaranya :
  1. Current Account                 Jumat 31/03/2017 16:30 WIB
Secara Teknikal, untuk sepekan kedepan, PENGUATAN GBPUSD mungkin masih akan berlanjut berdasarkan formasi candlestick weekly. Namun demikian tetap perlu diwaspadai koreksi intraday BEARISH yang mungkin akan terjadi pada timeframe Daily. Apabila minggu depan terjadi breakout BEARISH pada level1.2446, kemungkinan harga akan kembali ke level 1.2411 – 1.2375 – 1.2340. Namun sebaliknya apabila terjadi breakout BULLISH pada level 1.2526, maka kemungkinan harga akan kembali melanjutkan PENGUATANnya ke area level 1.2555 – 1.2586 – 1.2621.
AUDUSD
WEEKLY OUTLOOK : NETRAL
PERGERAKAN SEPEKAN 20/03 – 24/03 : NEGATIF
RANGE SEPEKAN : 145 PIP
Secara Fundamental, Risalah pertemuan bulanan RBA yang dirilis pada awal perdagangan pasar valas di Australia memberikan sentimen negatif bagi pergerakan aussie dollar terhadap dollar AS di sepanjang pekan mengikuti posisi harga minyak mentah yang juga sedang mengalami tekanan sehingga tergelincir dan menembus $50 per barel. Ditutup melemah di level $48.07 pada sesi perdagangan penghujung pekan Jumat 24/03 atau Sabtu 25/03 dinihari WIB.
RBA mencatat penguatan nilai kurs aussie akan mempersulit transisi ekonomi.RBA juga mengisyaratkan akan terjadi percepatan utang rumah tangga domestik seiring peningkatan inflasi global yang mengangkat inflasi Australia dan berdampak pada peningkatan harga komoditas. Pasar melihat proyeksi RBA tersebut akan mengancam pasar properti negeri tersebut yang masih belum mampu kuat.
Secara Teknikal, untuk sepekan kedepan, PELEMAHAN AUDUSD mungkin masih akan berlanjut berdasarkan formasi candlestick weekly. Namun demikian tetap perlu diwaspadai koreksi intraday BULLISH yang mungkin akan terjadi pada timeframe Daily. Apabila minggu depan terjadi breakout BULLISH pada level0.7658, kemungkinan harga akan kembali ke level 0.7689 – 0.7718 – 0.7750. Namun sebaliknya apabila terjadi breakout BEARISH pada level 0.7599, maka kemungkinan harga akan kembali melanjutkan tren PELEMAHANnya ke area level 0.7569 – 0.7540 – 0.7509.
XAUUSD
WEEKLY OUTLOOK : POSITIF
PERGERAKAN SEPEKAN 20/03 – 24/03 : NEGATIF
RANGE SEPEKAN : $26.25 atau 262.5PIP
Secara Fundamental,  Harga Spot emas tertekan pada penutupan sesi perdagangan Jumat 24/03 atau Sabtu 25/03 dinihari WIB. Penurunan harga emas ini dilatarbelakangi oleh kenaikan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Mengutip Reuters, Sabtu 25/03 harga emas di pasar spot turun 0,2 persen ke level US$ 1.242,31 per ounce. Pada Kamis atau pada perdagangan sehari sebelumnya, harga emas di pasar spot sempat menyentuh level tertinggi. Sedangkan untuk harga emas berjangka turun 0,4 persen ke level US$ 1.242,20 per ounce.Kenaikan dolar AS terjadi saat pelaku pasar sedang menunggu hasil keputusan rencana perubahan undang-undang kesehatan Presiden AS Donald Trump.
Jika reformasi undang-undang kesehatan lulus maka dolar AS akan terus menguat dan tekanan terhadap harga spot emas akan berlanjut. Namun kebalikannya, jika reformasi tersebut gagal maka dolar AS akan melemah dan pelaku pasar akan memburu aset-aset yang aman salah satunya adalah emas. "Jika terjadi ketidakpastikan maka harga emas bisa berada di level US$ 1.260 per ounce," kata salah satu pedagang logam mulia kepada Reuters. Pada perdagangan sehari sebelumnya harga spot emas  sempat menguat karena pelaku pasar melihat adanya risiko berinvestasi di saham. "Investor mulai beli emas seiring bursa saham yang bergejolak," ujar Chief Market Strategis iiTrader Bill Baruch.
Secara Teknikal, untuk sepekan kedepan, PENGUATAN XAUUSD mungkin masih akan berlanjut berdasarkan formasi candlestick weekly. Namun demikian tetap perlu diwaspadai koreksi intraday BEARISH yang mungkin akan terjadi pada timeframe Daily. Apabila minggu depan terjadi breakout BEARISH pada level1239.05, kemungkinan harga akan kembali ke level 1233.20 – 1227.65 – 1221.85. Namun sebaliknya apabila terjadi breakout BULLISH pada level 1253.30, maka kemungkinan harga akan kembali melanjutkan tren PENGUATANnya ke area level 1258.50 – 1263.50 – 1268.15.
Sumber: ForexSignal88.Com, ForexFactory.Com, CFTC, Investing.Com, Bloomberg.Com, Kitco.Com, OilnGold.Com, DailyFx.Com, Reuters.Com, BBC.Com,MarketWatch.Com

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih atas partisipasi anda.

Salam Profit

Belajar Trading tidak harus Mahal

Just Forex

JustForex