Sunday 9 April 2017

09/04/2017 : Timur Tengah Memanas, Investor "Lari" Ke Safe Haven

Jurnal Mingguan Analisa Forex
INDONESIA, 09/04/2017 Ledakan-ledakan peluru kendali AS di Suriah pada Jumat pagi lalu tampak sangat mengejutkan para investor pasar global, baik pasar ekuitas maupun pasar uang dan pasar komoditas, sehingga nurani fundamental ekonomi selama perdagangan tanggal 3 hingga 7 April 2017 lalu seakan tiada artinya bagi pergerakan mata uang utama dunia.
Trumponomics dan Aksi Memburu Safe Haven Currencies
Dimulai awal pekan lalu, pasar sudah mulai was-was dengan pertemuan Donald Trump dengan Presiden China, Xi Jinping dimana sebagian investor sangat yakin bahwa Trump akan menekan Presiden Xi agar tidak bertindak curang dan melakukan diskriminasi (devaluasi) mata uangnya yang menurut Trump membuat defisit perdagangan AS terus membengkak.
Kondisi ini memang seakan membuat greenback selalu tertekan terhadap mata uang utama dunia semenjak pertengahan bulan karena wacana diskriminasi dan defisit perdagangan AS tersebut, sehingga menurut benak investor bahwa masa depan ekonomi di AS tidak akan mendatangkan keuntungan seperti zaman pemerintahan Presiden Obama.
Memang sebelumnya ketika kemenangan Trump membawa dampak yang bagus kepada perekonomian AS, dimana harapan besar dari investor dan penduduk AS sendiri bahwa Trump melalui program Trumponomics-nya, dapat membuka lapangan kerja yang lebih besar dan dapat meningkatkan taraf hidup penduduknya.
Namun lambat laun harapan tersebut bak pepesan kosong belaka, dimana Trump banyak mendapatkan hambatan ketika akan memperbaharui beberapa kebijakan sebelumnya yang menurut Trump memberatkan anggaran belanja dan pendapatan pihak swasta. Trump ingin mengganti program kesehatan yang lebih menghemat belanja negara, namun gagal. Kemudian Trump ingin mereformasi pajak, pengusaha sudah menyambut gembira, namun legislatif tampak akan sangat menentangnya, karena pendapatan negara akan berkurang.
Nah ketika The Fed menjelaskan hasil rapat suku bunga dua minggu lalu dimana ketika itu bank sentral AS menaikkan suku bunganya hingga menjadi 1%, barulah terungkap bahwa Trump mendesak Janet Yellen untuk segera memperbaiki neraca keuangan bank sentral.
Defisit neraca bank sentral AS mencapai $4,5 triliun, dan ini peninggalan Obama, dan juga membuat resah Trump karena agenda ekonomi Trump rupanya akan membutuhkan dana segar yang cukup banyak, seperti pembangunan kembali infrastruktur-infrastruktur yang selama telah tertunda sejak Partai Demokrat berkuasa atau sejak Bill Clinton berkuasa.
Tugas berat The Fed tersebut dapat dipahami investor secara bahwa selama defisit neraca bank sentral masih diatas $4 triliun, maka kondisi dolar AS harus mau mengalami tekanan atau melemah terhadap mata uang utama dunia. Meskipun suku bunga bank sentralnya mengalami kenaikan.
Secara teori interest rate parity atau keseimbangan mata uang berdasar suku bunga, maka ketika bank sentral melakukan pengetatan atau kenaikan suku bunga, maka mata uangnya akan nyaman untuk menguat dengan arti bahwa mata uang tersebut akan mencari titik nyaman atau seimbang yang baru. Misalkan perdagangan GBPUSD, maka pergerakan akan mencari level yang lebih rendah harganya dibanding harga sebelum The Fed menaikkan suku bunganya.
Dan sebetulnya pergerakan suku bunga The Fed sangat bergantung terhadap fundamental ekonominya. Selama dua minggu ini, beberapa fundamental ekonomi AS memang sangat mendukung kenaikan suku bunga The Fed, bahkan beberapa analis dunia sangat yakin bahwa suku bunga The Fed bisa naik empat kali.
Namun kami patut curiga dengan pernyataan hampir semua pejabat The Fed ketika menyampaikan pendapatnya ke khalayak bahwa suku bunga The Fed hanya bisa naik tiga kali saja. Dan dasar pernyataan pejabat The Fed baru terungkap ketika rilisnya hasil rapat suku bunga dua minggu lalu pada Kamis dini hari minggu lalu.
Dapat dipastikan bahwa selama berjalannya perdagangan forex tahun ini, kondisi kenaikan suku bunga tersebut patut dipahami investor bahwa tidak akan berlaku lagi untuk menguatkan mata uangnya, khususnya dolar AS. Dimana fokus atau pola perdagangan berlatar belakang teori keseimbangan mata uang berdasar transaksi pembayaran ataubalance of payment parity akan lebih diperhitungkan oleh pasar uang.
Semakin baik transaksi pembayaran atau semakin besar level surplus sebuah negara, maka semakin kuat mata uangnya. Semakin besar defisit transaksi pembayarannya, maka mata uang negara tersebut semakin melemah.
Transaksi pembayaran di sini akan sangat mempengaruhi defisit atau surplusnya neraca keuangan sebuah bank sentral, sehingga kami melihat bahwa fokus perdagangan mata uang utama dunia sekarang ini akan terus menatap neraca The Fed.
Beberapa kebijakan Trump sendiri masih terlihat kontroversial dan mengarahkan agar dolar AS terus melemah, selain harus menekan bank sentralnya untuk memperbaiki defisit neraca keuangan, Trump memerintahkan menyerang Suriah sebagai aksi balasan terhadap Basar al-Assad yang telah menyerang basis pemberontaknya dengan menggunakan senjata kimia.
Hal ini menimbulkan aksi memburu safe haven currencies, khususnya yen, dimana investor mencari jalan aman terlebih dahulu dan khawatir kondisi keamanan di Timur Tengah makin meruncing di kemudian hari.
Rusia dan Iran selaku sekutu kuat Suriah telah mengutuk aksi unilateral AS, bahkan Presiden Rusia Vladimir Putin akan mempertimbangkan untuk melaporkan serangan militer AS ke Mahkamah Internasional sebagai tindakan yang tidak mengindahkan rasa kemanusiaan dan memperuncing perdamaian dunia.
Agenda Trump-Xi Dinilai Sukses
Situasi tersebut masih mungkin akan berlanjut ke perdagangan mata uang di minggu selanjutnya, namun ada sedikit batasan terhadap koreksi dolar AS mengingat hasil pertemuan Trump dengan Xi Jinping berhasil dengan sukses.
Kedua pemimpin besar dunia tersebut dapat mencapai kata sepakat untuk lebih mempererat tali persaudaraan dimana sisi investasi dan perdagangan kedua negara akan lebih ditingkatkan.
Seperti kita ketahui bahwa Trump tidak akan dapat menekan China karena surat hutang AS lebih dari $2 triliun dipegang oleh China. Trump sendiri sangat membutuhkan dana-dana segar untuk mewujudkan janji-janji kampanyenya. Hal ini tersiar kabar bahwa Trump setuju dengan program China “One Belt One Roads” (OBOR) dan sangat mendukungnya.
Proyek ambisius tersebut berupa pembuatan jalan kereta dan jalan bebas hambatan yang akan menghubungkan benua Asia, Afrika dan Eropa. Tampaknya kekerasan hati Trump sedikit melunak akhir pekan lalu, dimana seperti ketahui bahwa China sendiripun sangat membutuhkan AS, khususnya kebutuhan terhadap pasokan minyak dari AS.
Seperti kita ketahui bahwa beberapa kilang minyak China sedang masuk masa “maintenance” atau masa perbaikan dan tidak berproduksi. Sedangkan selama ini China sangat membutuhkan pasokan minyak dari Rusia dan anggota OPEC khususnya Arab Saudi. Dan seperti kita ketahui bahwa OPEC dan Rusia serta 10 negara produsen minyak non-OPEC telah sepakat untuk mengurangi produksi minyaknya hingga 1,8 juta barel per hari. Hal inilah yang membuat Beijing memutuskan membeli minyak dari AS untuk mencukupi kebutuhan energinya.
Rasa saling melengkapi antara Washington-Beijing inilah, kemungkinan besar akan membuat dolar AS sedikit menguat terhadap mata uang utama dunia lainnya karena kekhawatiran proteksi perdagangan AS tidak akan terjadi sehingga memberi rasa aman terhadap investasi di AS.
Setelah melihat sedikit paparan pergerakan mata uang minggu lalu khususnya dolar AS yang tergoyang dengan serangan militer AS dan perbaikan defisit neraca The Fed, maka pada perdagangan minggu ini pasar uang akan dimulai dengan kondisi meredanya hubungan AS-China dan beberapa data fundamental ekonomi global lainnya.
Beberapa negara seperti Inggris, Uni Eropa dan AS akan merilis data inflasi di minggu ini. Sedangkan Australia akan merilis data tenaga kerjanya dan Jepang sendiri tampak masih nyaman dengan pola safe haven dimana potensi ketegangan di Suriah tampak masih belum selesai di minggu ini.
Karena itu, selain paparan teknikal di bawah ini, para trader juga harus fokus pada data-data ekonomi penting  yang kami himpun dari Forex Factory seperti berikut ini:
Senin, 10 April 2017
  • Transaksi berjalan Jepang
  • Pinjaman perumahan Australia
  • Survei kegiatan ekonomi Jepang
  • Kondisi tenaga kerja AS
  • Pidato/komentar Janet Yellen
Selasa, 11 April 2017
  • NAB keyakinan bisnis Australia
  • Inflasi Inggris
  • Sentimen ZEW Jerman
  • Laporan iklan tenaga kerja AS
Rabu, 12 April 2017
  • Inflasi China
  • Kondisi tenaga kerja Inggris
Kamis, 13 April 2017
  • Kondisi tenaga kerja Australia
  • Neraca perdagangan China
  • Inflasi Jerman dan Perancis
  • Sentimen konsumen Michigan
Jumat, 14 April 2017
  • Australia, Uni Eropa, Inggris libur “Good Friday
  • Inflasi AS
  • Penjualan ritel atau eceran AS

EURUSD
WEEKLY OUTLOOK :NEGATIF   
PERGERAKAN SEPEKAN 03/04 – 07/04 :NEGATIF
RANGE SEPEKAN : 108 PIP
Secara Fundamental, Presiden ECB, Mario Draghi, mengatakan bahwa dirinya belum melihat pentingnya pemutarbalikan arah kebijakan moneter. Hingga saat ini, ECB masih menerapkan tingkat suku bunga rendah dan pembelian obligasi yang dilaksanakan setidaknya sampai dengan akhir tahun ini.
Draghi meyakinkan pasar bahwa sebelum ECB menghentikan kebijakan moneternya yang telah dijalankan sekarang ini, ECB harus lebih dulu merasa cukup yakin. Inflasi Zona Euro harus benar-benar kembali ke target hingga jangka menengah. Meskipun jika nantinya ekspansi kebijakan moneter longgar bank sentral tersebut sudah ditarik lagi. Inflasi Zona Euro untuk bulan Februari melompat hingga 2 persen, masih di target yang dikehendaki oleh ECB.
Akan tetapi, pada bulan Maret, inflasi Zona Euro kembali ke angka 1.5 persen. Inflasi yang makin tinggi, lumrah diikuti dengan komentar yang hawkish dari para pejabat bank sentral. Akibatnya, spekulasi bahwa ECB akan menaikkan rate depositnya jadi merebak.
Namun kemudian, beberapa minggu belakangan, para pejabat ECB termasuk Mario Draghi, sibuk meyakinkan pasar bahwa bank sentral belum akan mengakhiri kebijakan longgar yang sedang dijalankannya ini.
"Draghi telah memberikan pernyataan yang sangat jelas, bahwa dirinya tak bermaksud mengubah petunjuk kebijakan apapun. Kebijakan moneter ECB masih membutuhkan ekspansi yang sangat lama, dan outlook yang lebih positif akan sangat bergantung pada kebijakan ini," kata ahli strategi mata uang Commerzbank, Esther Reichelt, di Frankfurt.
Secara Teknikal, PELEMAHAN pasangan harga EURUSD mungkin masih akan berlanjut berdasarkan formasi candlestick weekly. Namun demikian tetap perlu diwaspadai koreksi intraday BULLISH yang mungkin akan terjadi pada timeframe Daily. Apabila minggu depan terjadi breakout BULLISH pada level 1.0617,kemungkinan harga akan kembali ke level1.0636 – 1.0654 – 1.0673. Namun sebaliknya apabila terjadi breakout BEARISH pada level 1.0577, maka kemungkinan harga akan kembali melanjutkan gerakan PELEMAHANnya ke area level 1.0559 – 1.0540 – 1.0520.

GBPUSD
WEEKLY OUTLOOK : NETRAL
PERGERAKAN SEPEKAN 03/04 – 07/04 :NEGATIF
RANGE SEPEKAN : 184 PIP
Secara Fundamental, Kejatuhan Sterling menyusul pemungutan suara Juni untuk meninggalkan Uni Eropa membantu produsen menikmati pertumbuhan tahunan tercepat mereka dalam tiga tahun selama kuartal akhir 2016.
Indeks manufaktur PMI bulan Maret merosot ke 54,2 dari 54,5 yang direvisi turun di bulan Februari, dibawah perkiraan ekonom dari 54,6 dalam jajak pendapat Reuters. Pertumbuhan manufaktur Inggris merosot bulan lalu, karena pesanan ekspor tumbuh lebih lambat dan permintaan barang konsumsi goyah terpicu meningkatnya tekanan inflasi. “Biaya tinggi dan pertumbuhan upah lemah melemahkan kekuatan konsumen, dengan tingkat ekspansi dalam produksi dan pesanan baru untuk produk konsumenmelambat lebih lanjut,” ekonom IHS Markit Rob Dobson mengatakan.
Kenaikan inflasi yang cepat telah menyebabkan pendapatan rumah tangga Inggris stagnan secara riil, dan juga terdapat data yang menunjukkan rumah tangga menabung terkecil dari pendapatan mereka sejak pencatatan dimulai lebih dari 50 tahun yang lalu. Markit mengatakan produsen yang memproduksi barang-barang investasi seperti mesin dan produk menengah yang masuk ke barang-barang lainnya masih melihat pertumbuhan substansial.
Tapi pertumbuhan produksi secara keseluruhan jatuh ke titik terendah sejak Juli, ketika PMI menunjukkan kontraksi tajam dalam produksi segera setelah pemungutan suara Brexit. Markit mengatakan permintaan domestik merupakan sumber utama dari pesanan baru, sementara pertumbuhan pesanan ekspor jatuh kembali.
Biaya bahan baku naik pada tingkat paling lambat dalam enam bulan, meskipun biaya masukan inflasi tetap jauh di atas sebelum referendum. Pabrik menunjukkan sedikit keraguan menaikkan harga yang dikenakan kepada pelanggan, yang meningkat pada tingkat tercepat kedua sejak 2011.
Untuk sepekan kedepan akan ada beberapa Fundamental penting yang akan dirilis untuk zona Ekonomi Inggris, diantaranya :
  1. CPI y/y                                                Selasa 11/04/2017 15:30 WIB
  2. Average Earning Index 3m/y        Rabu 12/04/2017 15:30 WIB
Secara Teknikal, untuk sepekan kedepan, PELEMAHAN GBPUSD mungkin masih akan berlanjut berdasarkan formasi candlestick weekly. Namun demikian tetap perlu diwaspadai koreksi intraday BULLISH yang mungkin akan terjadi pada timeframe Daily. Apabila minggu depan terjadi breakout BULLISH pada level 1.2468,kemungkinan harga akan kembali ke level1.2502 – 1.2537 – 1.2573. Namun sebaliknya apabila terjadi breakout BEARISH pada level 1.2353, maka kemungkinan harga akan kembali melanjutkan PELEMAHANnya ke area level1.2319 – 1.2280 – 1.2240.

AUDUSD
WEEKLY OUTLOOK : NEGATIF
PERGERAKAN SEPEKAN 03/04 – 07/04 :NEGATIF
RANGE SEPEKAN : 146 PIP
Secara Fundamental, Bank sentral Australia mempertahankan suku bunga pada rekor rendah 1,50 persen untuk pertemuan ketujuh berturut-turut Selasa mempertimbangkan booming pasar properti dengan data ekonomi mixed. Reserve Bank of Australia memangkas suku 300 basis poin antara November 2011 dan Agustus tahun lalu untuk mendukung industri non-sumber daya sebagai ekonomi transisi keluar dari booming investasi pertambangan.
Dalam sebuah pernyataan, Gubernur Reserve Bank Philip Lowe mengatakan dewan “menilai bahwa mempertahankan sikap kebijakan moneter tidak berubah pada pertemuan ini akan konsisten dengan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam perekonomian dan pencapaian sasaran inflasi dari waktu ke waktu”. Para ekonom memperkirakan pembacaan yang lebih baik pada niat bank bergerak maju setelah menganggap data inflasi kuartal pertama akhir bulan ini, berpotensi membuat pertemuan Mei dewan lebih menarik.
Inflasi tetap di bawah target kisaran 2-3 persen Reserve Bank, sementara tingkat pengangguran telah naik tipis menjadi 5,9 persen sejak bank terakhir bertemu.Pertumbuhan upah masih lemah, mengikis daya beli konsumen. Data minggu ini menunjukkan kelembutan terus dalam penjualan ritel.
Bank sentral mepertimbangkan lonjakan harga properti, khususnya di Sydney dan Melbourne, di tengah kekhawatiran pasar memasuki wilayah gelembung. Hal ini secara luas dilihat sebagai mengapa hal tersebut menahan pemotongan suku bunga lebih lanjut karena kekhawatiran akan mencadangkan lebih spekulasi utang yang didanai dan mendorong biaya perumahan yang lebih tinggi.
Lowe mencatat bahwa “pertumbuhan pinjaman rumah tangga, sebagian besar untuk membeli perumahan, terus melebihi pertumbuhan pendapatan rumah tangga”. Keputusan untuk tetap ditahan secara luas diperkirakan oleh para ekonom, dan dolar Australia sebagian besar tidak berubah pada 75,93 sen AS setelah pernyataan itu.
Untuk sepekan kedepan akan ada beberapa Fundamental penting yang akan dirilis untuk zona Ekonomi Australia, diantaranya :
  1. Employment Change         Kamis 13/04/2017 08:30 WIB
  2. Unemployment Rate          Kamis 13/04/2017 08:30 WIB
Secara Teknikal, untuk sepekan kedepan, PELEMAHAN AUDUSD mungkin masih akan berlanjut berdasarkan formasi candlestick weekly. Namun demikian tetap perlu diwaspadai koreksi intraday BULLISH yang mungkin akan terjadi pada timeframe Daily. Apabila minggu depan terjadi breakout BULLISH pada level 0.7547,kemungkinan harga akan kembali ke level0.7563 – 0.7579 – 0.7594. Namun sebaliknya apabila terjadi breakout BEARISH pada level 0.7490, maka kemungkinan harga akan kembali melanjutkan tren PELEMAHANnya ke area level 0.7475 – 0.7461 – 0.7448.

XAUUSD
WEEKLY OUTLOOK : NETRAL
PERGERAKAN SEPEKAN 03/04 – 07/04 :POSITIF
RANGE SEPEKAN : $27.45 atau 274.5PIP
Secara Fundamental,  Harga emas naik pada penutupan perdagangan namun turun dari level tertinggi 5 bulan di awal sesi. Penguatan dolar dan saham membatasi penguatan harga emas. Melansir halamanmarketwatch, Sabtu (08/04), faktor lain yang memengaruhi pergerakan dolar adalah serangan udara Amerika Serikat terhadap pangkalan udara Suriah.
Laporan pekerjaan pada Maret yang lebih rendah membantu emas untuk melanjutkan penguatan. Namun, emas menarik diri kembali dari penguatan saat dolar naik. Emas untuk pengiriman Juni naik US$ 4 atau 0,3 persen untuk menetap di level US$ 1.257.30 per ounce. Secara mingguan, emas naik 0,5 persen.  Hampir 60 rudal Tomahawk diluncurkan AS ke pangkalan udara Suriah pada subuh waktu setempat. Selain itu emas melanjutkan penguatan setelah pemerintah mengatakan ekonomi AS baru menciptakan 98 ribu lapangan pekerjaan baru, jauh di bawah perkiraan. Sebelumnya, ekonom Marketwatch memperkirakan ada 185 ribu lapangan kerja baru.
Secara Teknikal, untuk sepekan kedepan, PENGUATAN XAUUSD mungkin masih akan berlanjut berdasarkan formasi candlestick weekly. Namun demikian tetap perlu diwaspadai koreksi intraday BEARISH yang mungkin akan terjadi pada timeframe Daily. Apabila minggu depan terjadi breakout BEARISH pada level1249.10, kemungkinan harga akan kembali ke level 1244.80 – 1240.55 – 1236.30. Namun sebaliknya apabila terjadi breakout BULLISH pada level 1257.40, maka kemungkinan harga akan kembali melanjutkan tren PENGUATANnya ke area level 1261.95 – 1266.50 – 1271.30.

No comments:

Post a Comment

Terima Kasih atas partisipasi anda.

Salam Profit

Belajar Trading tidak harus Mahal

Just Forex

JustForex